Achmad Sujudi

Menteri Kesehatan Indonesia ke-14Masa jabatan
29 Oktober 1999 – 23 Juli 2001PresidenAbdurrahman Wahid
Sebelum
Pendahulu
Farid Anfasa Moeloek
Pengganti
Petahana
Sebelum
Masa jabatan
10 Agustus 2001 – 20 Oktober 2004PresidenMegawati Soekarnoputri
Pengganti
Siti Fadilah Supari
Sebelum
Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan PemukimanMasa jabatan
26 Juni 1998 – 26 Oktober 1999
Sebelum
Pendahulu
Hadi Maryanto Abednego
Pengganti
Umar Fahmi Achmadi
Sebelum
Informasi pribadiLahir(1941-04-11)11 April 1941
Bondowoso, Hindia BelandaMeninggal2 Mei 2023(2023-05-02) (umur 82)
Tangerang, Banten, IndonesiaKebangsaanIndonesiaAlma materUniversitas Indonesia
University of New South WalesPekerjaanDokter
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

dr. Achmad Sujudi, Sp.B, M.H.A. (11 April 1941 – 2 Mei 2023) adalah dokter Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan Indonesia pada Kabinet Persatuan Nasional (1999–2001) dan Kabinet Gotong Royong (2001–2004).[1] Ia adalah dokter lulusan tahun 1972 dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sempat bertugas sebagai dokter di Pulau Buru, Ahmad Sujudi kemudian melanjutkan pendidikan spesialis bedah di universitas yang sama. Setamat pendidikan spesialis, dia bertugas sebagai dokter di RSUD Bengkulu. Ahmad Sujudi kemudian mengikuti pendidikan manajemen rumah sakit di University of New South Wales, Sydney, Australia. Sekembalinya ke RSUD Bengkulu, dia diangkat sebagai direktur. Pada tahun 1994, Ahmad Sujudi dipromosikan sebagai direktur RSUP Dr. Sardjito di Yogyakarta. Selama bertugas di Yogyakarta, dia juga mengajar di FK UGM pada program S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat di peminatan manajemen rumah sakit.

Kehidupan awal dan pendidikan

Achmad Sujudi dilahirkan pada 11 April 1941 di Bondowoso, Jawa Timur. Orang tuanya, Musdari Darmoprawiro dan Kusniati, berprofesi sebagai guru di sekolah rakyat (setara SD). Karena orang tuanya adalah guru, ia langsung duduk di kelas 3 sekolah rakyat dan menyelesaikan pendidikan dasarnya pada tahun 1954. Selain bersekolah di sekolah formal, ia juga mengenyam pendidikan di madrasah dan pesantren.[2]

Sujudi melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri Bondowoso pada tahun 1957,[2] satu-satunya SMP di Bondowoso.[3] Kemudian pada tahun 1960, ia bersekolah di SMA Negeri Malang yang dianggap sebagai SMA terbaik di Jawa Timur.[2]

Setelah lulus SMA, Sujudi mulai belajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.[2] Dia menerima beasiswa dari pemerintah, yang menutupi sebagian besar pengeluarannya. Ia juga bergabung dengan gerakan mahasiswa pada pertengahan 1960-an, yang bertujuan untuk menggulingkan rezim Sukarno.[3] Dia lulus dari universitas pada tahun 1972 sebagai dokter. Dia kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas New South Wales di Sydney, Australia, dimana ia memperoleh gelar masternya di bidang Manajemen Pelayanan Kesehatan pada tahun 1990.[2]

Karier

Dokter dan kepala rumah sakit

Setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Achmad Sujudi memulai karirnya sebagai dokter. Dia memulai karirnya sebagai dokter di pulau terpencil Buru pada tahun 1972.[2] Pada 1974, ia menulis ulasan tentang kondisi kesehatan tahanan politik yang ditahan di sana, yang kemudian diterbitkan oleh jurnal Prisma. Sujudi menulis bahwa beberapa napi yang seharusnya sehat, menderita penyakit seperti asma bronkial dan diabetes. Dia juga menunjukkan kurangnya fasilitas kesehatan dan medis di pulau tersebut.[4]

Sujudi meninggalkan Pulau Buru pada tahun 1973 untuk bekerja sebagai dokter bedah di Rumah Sakit Umum Persahabatan di Jakarta. Setelah enam tahun di sana, ia kembali ke Universitas Indonesia dan belajar ilmu bedah selama kurang lebih satu tahun hingga tahun 1980.[2]

Setelah menamatkan pendidikan ilmu bedah, Sujudi diminta Gubernur Bengkulu Soeprapto menjadi dokter bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Bengkulu. Dua tahun setelah kedatangannya di sana, Sujudi menjadi kepala rumah sakit. Dia akan memimpin rumah sakit selama dua belas tahun, mengawasi perkembangannya dari rumah sakit pusat provinsi kecil menjadi rumah sakit pusat kelas dua.[2] Selama prosesnya, rumah sakit itu terus menerus meraih penghargaan dari Departemen Kesehatan. Dia juga mengawasi beberapa yayasan kesehatan yang berbasis di provinsi tersebut.[5] Sujudi sendiri ingin dipindahkan dari Bengkulu, tetapi Gubernur Soeprapto bersikeras bahwa dia harus tetap di sana, menyatakan berkurangnya keluhan pasien selama kepemimpinannya di rumah sakit.[3]

Sujudi akhirnya meninggalkan Bengkulu pada 16 Mei 1994, dan pada bulan berikutnya ia ditunjuk untuk memimpin Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito, sebuah rumah sakit pemerintah yang lebih besar di Yogyakarta. Ia mengalami beberapa kesulitan dalam mengelola doktor di universitas, karena sebagian besar doktor adalah lulusan Universitas Gadjah Mada, sedangkan ia adalah lulusan Universitas Indonesia.[3]

Direktur Jenderal dan Menteri

Achmad Sujudi sebagai menteri

Setelah tumbangnya rezim Suharto, Achmad Sujudi kemudian diangkat sebagai Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Departemen Kesehatan pada 1998-1999.[2]

Karier politik Achmad Sujudi dimulai saat ia diangkat sebagai Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 1999. Ia menjabat sebagai menteri sejak 1999-2001. Saat Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden RI, Achmad Sujudi kembali diangkat menjadi Menteri Kesehatan pada Kabinet Gotong Royong periode 2001-2004.[2]

Kehidupan pribadi

Sujudi menikah dengan Sulistiani pada tahun 1973. Pasangan ini memiliki dua orang anak.[6]

Sujudi meninggal dunia pada 2 Mei 2023 pagi di Rumah Sakit Pondok Indah Tangerang Selatan, Banten. Usianya 82 tahun. Sebelum meninggal, Sujudi menderita strok pada awal 2023. Beberapa mantan dan pejabat petahana, termasuk menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Faried Anfasa Moeloek, memberikan penghormatan terakhir mereka di rumah Sujudi.[7] Jenazahnya dikebumikan sehari kemudian di Taman Pemakaman Umum Al Azhar Karawang.[8]

Referensi

  1. ^ "Profil Menteri Achmad Sujudi". Kepustakaan Presiden Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-26. Diakses tanggal 26 September 2017. 
  2. ^ a b c d e f g h i j "PEJABAT KABINET: Dr. Achmad Sujudi". Kepustakaan Presiden. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 August 2022. Diakses tanggal 3 May 2023.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  3. ^ a b c d "Prinsip Mendahulukan Kewajiban". Tokoh Indonesia. 2 December 2002. Diakses tanggal 3 May 2023. 
  4. ^ "Health Conditions on Buru" (PDF). Tapol (8). January 1975. hlm. 3. Diakses tanggal 3 May 2023. 
  5. ^ 10 tahun menjebol isolasi Bengkulu: memori serah terima jabatan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu, periode 16 Juli 1984 s/d 16 Juli 1989. Diterbitkan oleh Pemda Tk. I Bengkulu. 1989. hlm. 172. 
  6. ^ "Achmad Sujudi". Tokoh Indonesia. 2 December 2002. Diakses tanggal 3 May 2023. 
  7. ^ Katingka, Nasrun (2 May 2023). "Mantan Menkes Achmad Sujudi Tutup Usia". Kompas. Diakses tanggal 3 May 2023. 
  8. ^ "Mantan Menteri Kesehatan Achmad Sujudi Meninggal Dunia, Dimakamkan di TPU Al Azhar Karawang". Kompas. 2 May 2023. Diakses tanggal 3 May 2023. 
Jabatan politik
Didahului oleh:
Farid Anfasa Moeloek
Menteri Kesehatan Indonesia
1999–2004
Diteruskan oleh:
Siti Fadilah Supari
  • l
  • b
  • s
Kabinet Gotong Royong (2001–2004)
  • l
  • b
  • s
Menko Polsoskam: Wiranto, Soerjadi Soedirdja (plt.), Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar • Menko Perekonomian: Kwik Kian Gie, Rizal Ramli, Burhanuddin Abdullah • Menko Kesra (sejak perombakan I digabung menjadi Menko Polsoskam): Hamzah Haz, Basri Hasanuddin • Mendagri: Soerjadi Soedirdja • Menlu: Alwi Shihab • Menhan: Juwono Sudarsono, Mohammad Mahfud, Agum Gumelar (plt.) • Menkumham: Yusril Ihza Mahendra, Baharuddin Lopa, Marsillam Simanjuntak, Mohammad Mahfud • Menkeu: Bambang Sudibyo, Prijadi Praptosuhardjo, Rizal Ramli • Menteri ESDM: Susilo Bambang Yudhoyono, Purnomo Yusgiantoro • Menperindag: Muhammad Jusuf Kalla, Luhut Binsar Panjaitan • Mentanhut (bernama Menteri Pertanian dan Kehutanan sejak perombakan I): Mohamad Prakosa, Bungaran Saragih • Menhut (bernama Menteri Muda Kehutanan sejak perombakan I): Nur Mahmudi Ismail, Marzuki Usman • Menhub: Agum Gumelar, Budhi Muliawan Suyitno • Meneksla (bernama Menteri Kelautan dan Perikanan sejak perombakan I): Sarwono Kusumaatmadja, Rokhmin Dahuri • Menakertrans: Bomer Pasaribu, Al Hilal Hamdi • Menkes (bernama Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial sejak perombakan I): Achmad Sujudi • Mendiknas: Yahya Muhaimin • Menag: Muhammad Tholchah Hasan • Menkimpraswil: Erna Witoelar • Menristek/Kepala BPPT: Muhammad A. S. Hikam • Menkop UKM: Zarkasih Nur • Menteri LH: Alexander Sonny Keraf • Menteri OD (digabungkan dengan Menteri Dalam Negeri sejak perombakan I): Ryaas Rasyid • Menbudpar: Hidayat Jaelani, I Gede Ardhika • Menteri PM dan BUMN (dibubarkan pada perombakan I): Laksamana Sukardi, M. Rozy Munir • Mennegpora (dibubarkan pada perombakan I): Mahadi Sinambela • Menneg PU (dibubarkan pada perombakan I): Rozik Boedioro Soetjipto • Menneg Pemwan: Khofifah Indar Parawansa • Mennegham (digabungkan dengan Menteri Hukum dan Perundang-undangan sejak perombakan I): Hasballah M. Saad,  • Menneg Transduk (digabungkan dengan Menteri Tenaga Kerja sejak perombakan I): Al Hilal Hamdi • Menneg PAN: Freddy Numberi, Ryaas Rasyid (plt.), Anwar Supriyadi • Menneg Maskem (dibubarkan pada perombakan I): Anak Agung Gde Agung • Menmud Perpemkatim (dibentuk pada perombakan I): (jabatan baru), Manuel Kaisiepo • Menmud Rekonas (dibentuk pada perombakan I dan dibubarkan pada perombakan II): (jabatan baru), Cacuk Sudarijanto • Jaksa Agung: Marzuki Darusman, Baharuddin Lopa, Suparman (plt.), Marsillam Simanjuntak • Panglima TNI : Widodo A. S. • Mensesneg: Alirahman, Bondan Gunawan, Djohan Effendi