Hiperinflasi
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a3/Inflatiearg.png/260px-Inflatiearg.png)
Hiperinflasi, dalam ilmu ekonomi, adalah inflasi yang tidak terkendali, kondisi ketika harga-harga naik begitu cepat dan nilai uang menurun drastis dan diluar kendali yang terjadi dalam perekonomian suatu negara. Secara formal, hiperinflasi terjadi jika tingkat inflasi lebih dari 50% dalam satu bulan.[1] Sebagai sebuah aturan ibu jari, inflasi biasanya dilaporkan setahun sekali, tetapi dalam kondisi hiperinflasi, tingkat inflasi dilaporkan dalam interval yang lebih singkat, biasanya satu bulan sekali. Hiperinflasi biasanya muncul ketika adanya peningkatan persediaan uang yang tidak diketahui atau perubahan sistem mata uang secara drastis. Hiperinflasi biasanya dikaitkan dengan perang, depresi ekonomi, dan memanasnya kondisi politik atau sosial suatu negara.
Negara yang mengalami hiperinflasi bukan berarti negara tersebut tidak mampu mengatasinya dengan kebijakan moneter, tetapi bisa juga karena negara tersebut sedang mencetak uang sebagai salah satu cara untuk membiayai pengeluaran mereka. Ketika pemerintah sedang ingin membangun infrastruktur fisik (jembatan, jalan raya), membayar gaji pegawai pemerintah & militer, atau memberi bantuan kepada masyarakat miskin & lansia, pertama pemerintah harus mengumpulkan dana yang diperlukan. Umumnya pemerintah akan memungut pajak dari publik, serta meminjam dana dari publik dengan menjual surat obligasi pemerintah. Namun, pemerintah juga dapat membiayai pengeluaran dengan mencetak uang baru yang dibutuhkan. Ketika pemerintah menambah penghasilan dengan mencetak uang, pemerintah dikatakan sedang memungut pajak inflasi (inflation tax). Namun pajak ini berbeda dengan pajak lain karena pemerintah tidak menerima tagihan untuk pajak ini, pajak inflasi lebih tidak terlihat. Ketika pemerintah mencetak uang, tingkat harga naik dan nilai uang di dalam dompet menjadi turun. Jadi, pajak inflasi seperti pajak yang dikenakan kepada semua orang yang memegang uang.[2]
Sejarah
Beberapa negara sempat mengalami hiperinflasi, antara lain:
- Zimbabwe (2008–2009)
- Venezuela (sejak November 2016)
- Indonesia (1963-1965)
- Brazil (1986-1994)
- Argentina (1975-1990)[3]
Referensi
- ^ "Apa Itu Hiperinflasi?". Investing.com Indonesia. Diakses tanggal 2020-10-21.
- ^ Mankiw, G., Quah, E. & Wilson, P. Pengantar Ekonomi Makro, Edisi Asia (Volume 2). Jakarta: Salemba Empat ISBN 978-981-4384-85-8
- ^ "10000 years of economy". www.citeco.fr (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-17.
- l
- b
- s
- Kepanikan perbankan
- Bear market
- Guncangan harga komoditas
- Credit crunch
- Siklus kredit
- Krisis mata uang
- Krisis utang
- Krisis energi
- Flash crash
- Hiperinflasi
- Krisis likuiditas
- Momen Minsky
- Kehancuran pasar saham
- Krisis Abad Ketiga (235–284 M)
(1000-1760)
- Great Bullion Famine (sekitar 1400–c. 1500)
- The Great Debasement (1544–1551)
- Kehancuran pasar saham Republik Belanda (c. 1600–1760)
- Kipper und Wipper (1621–1623)
- Kehancuran Tulip mania (1637)
- Kehancuran gelembung South Sea (1720)
- Kehancuran gelembung Mississippi (1720)
(1760–1840)
- Krisis perbankan Amsterdam 1763
- Kehancuran gelembung Bengal (1769–1784)
- Krisis 1772
- Keruntuhan keuangan Republik Belanda (c. 1780–1795)
- Panik 1785
- Kepanikan Tembaga 1789
- Panik 1792
- Panik 1796–1797
- Kebangkrutan negara bagian Denmark 1813
- Guncangan harga biji-bijian dan penggunaan lahan Irlandia pasca-Napoleon (1815–1816)
- Panik 1819
- Panik 1825
- Panik 1837
- Kegagalan Kentang Eropa (1845–1856)
- Kelaparan Besar (Irlandia)
- Kelaparan Kentang Dataran Tinggi
- Panik 1847
- Panik 1857
- Panik 1866
- Black Friday (1869)
(1870–1914)
- Panik 1873
- Kehancuran Paris Bourse 1882
- Panik 1884
- Kehancuran Arendal (1886)
- Krisis Baring (1890)
- Encilhamento (1890–1893)
- Panik 1893
- Krisis perbankan Australia 1893
- Black Monday (1894)
- Panik 1896
- Panik 1901
- Panik 1907
- Krisis pasar saham karet Shanghai (1910)
- Panik 1910–11
(1918–1939)
- Hiperinflasi awal Soviet (1917–1924)
- Hiperinflasi Republik Weimar (1921–1923)
- Krisis keuangan Showa (1927)
- Keruntuhan Wall Street 1929
- Depresi Besar (1929–1939)
- Panik 1930
- Slide Kennedy 1962
- Hiperinflasi Indonesia 1963-1965
(1973–1982)
- Krisis energi 1970-an (1973–1980)
- Krisis Oktober Kanada (1970)
- Krisis minyak 1973
- Kehancuran pasar saham 1973–1974
- Krisis perbankan sekunder 1973–1975
- Krisis baja (1973–1982)
- Krisis utang Amerika Latin (1975–1982)
- Krisis IMF 1976
- Krisis energi 1979
- Hiperinflasi Brasil (1980–1982)
(1982–2007)
- Krisis baja (1982–1988)
- Hiperinflasi Brasil (1982–1994)
- Kehancuran pasar saham Souk Al-Manakh (1982)
- Krisis Cile 1982
- Krisis saham bank Israel 1983
- Black Saturday (1983)
- Krisis simpan pinjam (1986–1995)
- Black Monday (1987)
- Krisis perbankan Norwegia 1988–1992
- Kehancuran-mini Jumat ke-13 (1989)
- Kehancuran gelembung harga aset Jepang (1990–1992)
- Kejutan harga minyak 1990
- Krisis perbankan Rhode Island (1990–1992)
- Krisis ekonomi India 1991
- Krisis keuangan Swedia 1990-an (1991–1992)
- Krisis perbankan Finlandia 1990-an (1991–1993)
- Krisis energi Armenia 1990-an (1991–1995)
- Periode Khusus Kuba (1991–2000)
- Black Wednesday (1992)
- Hiperinflasi Yugoslavia (1992–1994)
- krisis pasar obligasi 1994
- Krisis perbankan Venezuela tahun 1994
- Krisis peso Meksiko (1994–1996)
- Krisis keuangan Asia 1997
- krisis keuangan Rusia 1998
- Krisis ekonomi Ekuador 1998–1999
- Depresi Hebat Argentina 1998–2002
- Efek Samba (1999)
- Gelembung dot-com (2000–2004)
- Krisis ekonomi Turki 2001
- Krisis ekonomi Amerika Selatan tahun 2002
- krisis perbankan Uruguay 2002
- Krisis perbankan Myanmar 2003
- Krisis energi Argentina 2004
- Gelembung saham Tiongkok 2007
- Hiperinflasi Zimbabwe (2007–sekarang)
(2007–2013)
- krisis keuangan 2007–2008
- Krisis hipotek subprimaKrisis subprime mortgage
- A.S. pasar beruang 2007–2009
- Krisis keuangan global pada September 2008
- Krisis keuangan global pada Oktober 2008
- Krisis keuangan global pada November 2008
- Krisis keuangan global pada Desember 2008
- krisis keuangan Latvia 2008
- Krisis keuangan Belgia 2008–2009
- 2008–2009 Krisis keuangan Rusia
- Krisis keuangan Ukraina 2008–2009
- Krisis keuangan Islandia 2008–2011
- Krisis perbankan Irlandia 2008–2011
- Krisis keuangan Spanyol 2008–2014
- Krisis keuangan global tahun 2009
- Kecelakaan Senin Biru 2009
- Krisis utang Eropa 2010
- krisis utang pemerintah Yunani
- Krisis energi Asia Tengah 2008
- 2009 Dubai debt standstill
- Krisis perbankan Venezuela tahun 2009–2010
- Krisis keuangan Portugal 2010-2014
- Krisis energi di Venezuela (2010–sekarang)
- Krisis ekonomi Suriah (2011–sekarang)
- Kejatuhan pasar saham Agustus 2011
- Penipuan pasar saham Bangladesh 2011
- Krisis finansial Siprus 2012-2013
- 2013 Krisis Likuiditas Perbankan China
(2013–sekarang)
- Krisis ekonomi Venezuela (2013–sekarang)
- Krisis ekonomi Brasil 2014–2016
- Krisis utang pemerintahan Puerto Riko (2014–2022)
- krisis keuangan Rusia (2014–2016)
- Blokade Nepal 2015
- Gejolak pasar saham Tiongkok 2015–2016
- Aksi jual pasar saham 2015–2016
- Kejatuhan pasar saham Brexit (2016)
- Hiperinflasi Venezuela (2016–sekarang)
- Krisis bahan bakar Sri Lanka 2017
- Krisis perbankan Ghana (2017–2018)
- Krisis mata uang dan utang Turki 2018–2023
- krisis likuiditas Lebanon (2019–sekarang)
- Krisis ekonomi Sri Lanka (2019-sekarang)
- Pandemi COVID-19
- Krisis sektor properti Tiongkok 2020–2022
- lonjakan inflasi 2021–2023
- Krisis energi global 2021–2022
- Krisis keuangan Rusia 2022
- Penurunan pasar saham 2022
- Daftar krisis perbankan
- Daftar krisis ekonomi
- Daftar krisis utang negara
- Daftar kehancuran pasar saham dan bear market
![]() | Artikel bertopik ekonomi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |
- l
- b
- s