Kolam ikan

Kolam ikan yang membeku di musim dingin

Kolam ikan adalah perairan terkendali, danau buatan, atau reservoir air yang digunakan untuk memelihara sejumlah ikan untuk aktivitas budi daya ikan, pemancingan rekreasi, atau hiasan. Kolam ikan untuk tujuan budi daya merupakan hal yang umum berada di biara, pesantren, istana, dan komunitas lainnya yang mampu menghidupi orang-orang di dalamnya secara subsisten.[1][2]

Kolam ikan direkomendasikan oleh FAO untuk dikembangkan di negara miskin dan berkembang karena mampu menyediakan bahan pangan, sumber pendapatan, sumber air irigasi, dan air minum untuk hewan ternak.[3]

Kondisi Tanah Yang Baik Untuk Membuat Kolam Ikan

Keadaan jenis tanah penting diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap kemiringan serta besar kecilnya pematang. Pemeliharaan ikan dikolam sangat terpengaruh pada pematang untuk menahan volume air. Ketinggian air kolam baru dapat dipertahankan ketika tanah dasar dan pematang dapat menahan air dan tidak porous. Tanah liat berpasir atau lempung liat cukup berpasir biasanya memiliki plastisitas dan tidak porous.

Ciri tanah dengan plastisitas tinggi biasanya tidak mudah terputus ketika dibentuk memanjang seperti pencil, tetapi mudah pecah bila dibentuk lempengan dan dipijat dengan jari. Tanah dengan plastisitas tinggi juga ditandai dengan tidak terlalu menciut apabila kering dan tidak terlalu lengket apabila basah. Tanah sawah memiliki plastisitas yang rendah di mana biasanya ditandai retak-retak apabila kering (biasa disebut selo) dan lengket apabila basah.

Jenis tanah yang baik untuk membuat kolam ikan adalah [4]

  1. Tanah liat atau lempung yang sedikit berpasir (sandy loom), tanah liat ini berkadar liat 35-55% biasanya bersifat hidup dan mudah dibentuk. Untuk mengetahuinya yaitu dengan cara menggenggam tanah tersebut (cara ini mungkin cara yang paling efektif). Tanah ini apabila dibentuk tidak mudah pecah dan tidak melekat ditangan apabila dibentuk sesuatu.
  2. Tanah lempung liat berpasir, terapan atau beranjang dengan kadar liat sekitar 20-35%. Kedua tanah ini sangat kuat untuk menahan air, sehingga cocok untuk pembuatan kolam budidaya ikan.
  3. Tanah lempung berpasir yang berfraksi kasar dengan kadar liat hanya sekitar 30%. Jenis tanah ini awalnya memang sangat sulit untuk menahan air. Namun lama-kelamaan dengan pengolahan tanah yang baik dan terus menerus, ditambah adanya sedimen atau endapan tanah yang terbawa air sungai maka akan timbul daya tahan akan air. Kolam di daerah pegunungan biasanya tergolong jenis ini, mengandung banyak pasir tetapi cukup layak dibuat pematang.

Tanah dengan kandungan pasir yang banyak (lebih dari 70%) terutama yang berbatu tidak cocok untuk dibuat kolam karena tidak bisa menahan air dan sulit dibentuk. Jenis tanah yang demikian masih memungkinkan apabila keseluruhannya dibeton atau ditembok.

Lihat pula

Wikimedia Commons memiliki media mengenai Fish ponds.
  • Budi daya ikan

Referensi

  1. ^ "Pondok pesantren butuh IPB kembangkan pertanian". Antara. 28 Agustus 2012. 
  2. ^ "Berdayakan Pesantren Lewat Program Vokasional". Republika Online. 21 Mei 2013. 
  3. ^ FAO, Farm ponds for water, fish and livelihoods[pranala nonaktif permanen] FAO, Rome, 2009
  4. ^ "Kondisi Tanah Yang Baik Untuk Membuat Kolam Ikan" Diarsipkan 2014-11-04 di Wayback Machine. . Omtim. 25 Juli 2014.

Bahan bacaan terkait

  • Aston M (1998) Medieval fish, fisheries and fishponds in England Volumes 1-2. B.A.R. ISBN 978-0-86054-509-5.
  • Chattopadhyay GN (1998) Chemical Analysis of Fish Pond Soil and Water Daya Publishing House. ISBN 978-81-7035-177-1.
  • Compton LV (1943) Techniques of fishpond management U.S. Dept. of Agriculture.
  • Delincé G (1992) The ecology of the fish pond ecosystem Kluwer Academic Publishers. ISBN 978-0-7923-1628-2.
  • Farber JM (1997) Ancient Hawaiian fishponds: can restoration succeed on Molokaʻi? Neptune House Publications. ISBN 978-0-9659782-0-0.
  • Gopalakrishnan V and Coche AG (1994) Handbook on small-scale freshwater fish farming Training Series No. 24, FAO, Rome. ISBN 92-5-103163-0.
  • Hoare J (1870) A treatise on fishponds, addressed to the nobility and gentry of Sussex Wyman & sons, original from Harvard University.
  • IUCN (1997) Fishing for a living: the ecology and economics of fishponds in Central Europe ISBN 978-2-8317-0386-2.
  • FAO (1996) Simple methods for aquaculture: Management for freshwater fish culture: Ponds and water practices[pranala nonaktif permanen] Training Series No. 21/1, Rome.
  • FAO (1995) Simple methods for aquaculture: Pond Construction for Freshwater Fish Culture: Building Earthen Ponds[pranala nonaktif permanen] FAO Training Series No. 20/1, Rome.
  • FAO (1992) Simple methods for aquaculture: Pond Construction for Freshwater Fish Culture: Pond-Farm Structures and Layouts[pranala nonaktif permanen] FAO Training Series No. 20/2, Rome.
  • FAO (1989) Simple methods for aquaculture: Topography: Making topographical surveys for freshwater fish culture[pranala nonaktif permanen] Training Series No. 16/2, Rome.
  • FAO (1981) Simple methods for aquaculture. Water for freshwater fish culture[pranala nonaktif permanen] Training Series No.4, Rome.
  • l
  • b
  • s
  • l
  • b
  • s
Perikanan
Umum
Penangkapan ikan
Industri perikanan
Penangkapan ikan rekreasi
Metode penangkapan ikan
Alat menangkap ikan
  • Umpan ikan
  • Indikator gigitan
  • Kait ikan
  • Benang pancing
  • Umpan ikan buatan
  • Batang pancing
  • Pemberat pancing
Lokasi