Pendaratan di Pontian

Pendaratan di Pontian
Bagian dari Konfrontasi Indonesia–Malaysia

Pesisir Pontian tempat pasukan Indonesia mendarat bulan Agustus 1964.
Tanggal17 Agustus 1964
LokasiDistrik Pontian, Malaysia
Hasil Kemenangan Malaysia
Pihak terlibat
  •  Malaysia
  •  Britania Raya
 Indonesia
Tokoh dan pemimpin
Malaysia Tidak diketahui Indonesia Sukarno
Kekuatan
~16 pasukan Malaysia 108 pasukan terjun Indonesia dengan pemandu Tionghoa-Malaysia
Korban
Tidak diketahui, tetapi sedikit 104 tewas atau ditangkap
  • l
  • b
  • s
Konfrontasi Indonesia–Malaysia
  • Pemberontakan Brunei
  • Limbang
  • Long Jawai
  • Labis
  • Krisis Selat Sunda
  • Aksi 13 Desember 1964
  • Sungai Kesang
  • Pontian
  • Plaman Mapu
  • Sungei Koemba
  • Kindau
  • Babang
  • Operasi Claret
  • Bau

Pendaratan di Pontian (17 Agustus 1964) adalah pendaratan amfibi oleh sekelompok kecil tentara Indonesia di Distrik Pontian, Malaysia barat daya. Pendaratan ini terjadi pada masa konfrontasi Indonesia–Malaysia, perang tidak resmi antara Malaysia dan Indonesia pada awal 1960-an yang mempertentangkan pembentukan Federasi Malaysia yang mencakup wilayah utara Kalimantan, wilayah yang hendak dikuasai Indonesia untuk meningkatkan kekuasaan dan pengaruhnya di Asia Tenggara.

Pada tanggal 17 Agustus 1964, Presiden Indonesia Sukarno mengumumkan vivere pericoloso sebagai bagian dari perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. Untuk mempertegas pidatonya, Sukarno memerintahkan sekelompok tentara Indonesia dan eksil Tionghoa-Malaysia mendarat di Malaysia dan merintis kampanye pendirian pangkalan gerilya di daerah musuh dan menggerakkan para simpatisan Komunis. Upaya ini gagal karena warga Malaysia tidak menggubris ajakan pasukan Indonesia. Para penyusup pun langsung ditangkap oleh pasukan keamanan Inggris-Malaysia.

Pendaratan ini mengejutkan Britania Raya yang tidak menduga langkah sebesar itu dari Indoneisa, tetapi tidak memancing mereka untuk menanggapi eskalasi ketegangan Sukarno. Tidak adanya balasan memperkuat niat Sukarno. Beberapa pendaratan pun dilancarkan, baik lewat darat atau udara, sepanjang musim gugur dan dingin tahun 1964.

Sumber

  • Boon Kwan, Toh (2005). "Brinkmanship and Deterrence Success during the Anglo-Indonesian Sunda Straits Crisis, 1964–1966". Journal of Southeast Asian Studies. 36 – via JSTOR. 
  • Cheng Leng, Lim; Eng Lee, Khor (2016). Waging an Unwinnable War: The Communist Insurgency in Malaysia (1948–1989). Xlibris Corporation. ISBN 9781524518639. 
  • Davis Linville Jumper, Roy (2001). Death Waits in the "dark": The Senoi Praaq, Malaysia's Killer Elite. Greenwood Publishing Group. ISBN 9780313315152. 
  • Easter, David (2012). Britain and the Confrontation with Indonesia, 1960–66. I.B.Tauris. ISBN 0857721151. 
  • Freeman, Donald (2003). Straits of Malacca: Gateway Or Gauntlet?. McGill-Queen's Press – MQUP. ISBN 9780773525153. 
  • Tuck, Christopher (2016). Confrontation, Strategy and War Termination: Britain's Conflict with Indonesia. Routledge. ISBN 9781317162100.